Selamat malam reader setia blog absrud ini. Apa kabar? Baik dongs! Alhamdulillah.
Di malam yang sunyi ini aku sendiri tiada yang menemani sambil nge-stalk kakak kelas yang benci sama aku. Hohoho. Nge-stalk itu ternyata asik juga lho reader. Selain buat ngisi waktu luang, nge-stalk juga dapat menambah pengetahun tentang orang yang kita stalk. Iya nggak? Nge-stalk nggak dosa kan? Em, nge-stalk orang sekarang jadi salah satu hobiku readers. Apalagi nge-stalk orang yang benci sama aku, beuh, seru gila baca timeline/kronologinya! Ngakak gelaaa!
Timeline/kronologi mereka itu isinya ngomongin aku semua. Haha, asik ya, kayak artis gitu, diomong-omongin, digosipin, diceritain sama temen-temennya. Kan jadi tenar, yo nggak? Selain jadi tambah tenar, bisa ngurangin dosa juga lho reader. Kata guru agamaku, kalau ada orang yang ngomongin kita dibelakang itu dosa kita buat si pelaku yang ngomongin kita. Asik ya? Tapi ada susahnya juga sih, apa susahnya? Susahnya ya itu, difitnah, dibully, di-'jendelke', diolok-olok, disindir, dan di-segala-macamkan yang buruk-buruk. Nyesek? Nggak sih, biasa aja. Yang dapet image buruk itu sebenernya bukan yang diomongin disitu lho reader, tapi yang dapet image buruk itu si penggosip. Kenapa? Kan yang dibilang sama mereka nggak bener, namanya kan fitnah tuh, lha kalau yang mereka katakan nggak bener kan itu namanya bohong, lha orang yang nggosipin kita bisa dicap sebagai pembohong kan? Haha, kasihan banget yaaa.. Kecuali nih ya, yang mereka katakan itu memang benar-benar terjadi, itu udah beda persoalan lagi. Udah beda cerita.
Oh ya reader mau cerita nih.
Di sekolahku itu ada temenku yang dibenci sama kakak kelas lho. Temenku itu namanya Mahar (nama disamarkan), dia cewek lho! Lha si kakak kelas itu namanya...duh lupa, sulit banget untuk diinget. Nggak sulit sih sebenernya, tapi males aja inget-inget nama orang yang ngebenci temen sendiri, nggak cuma temen sih sebenernya, sahabat lebih tepatnya. Cuma bikin emosi aja tau nggak sih, dan nanti pada akhirnya malah jadi ngomongin dia, terus dapet dosa. Tau nggak dia benci sama Mahar gara-gara apa? Gara-gara kakak kelas itu suka sama temen sekelas aku, temen kelas Mahar juga sih, namanya Lysme (nama disamarkan). Lysme itu nggak suka sama kakak kelas itu, em, sebut aja si kakak kelas itu kak Mika (nama disamarkan juga). Lysme itu suka sama Mahar *ihirrracakuwiirrr* -_- Tapi dulunya Mahar nggak suka sama Lysme, kak Mika sih udah tau kalau Lysme suka sama Mahar, tapi nggak tau kenapa Mika tetep aja ndeketin Lysme. Kegatelan sih!
Seiring berjalannya waktu, Lysme mendekati Mahar, lama-lama luluh juga tuh yang namanya 'liver'-nya Mahar (baca:hati) di tangan Lysme. Mahar mulai suka sama Lysme. Saat itu juga rasa cinta Mika ke Lysme meledak, membeludak, membahana, menggebrak hati Mika untuk memiliki Lysme. Tapi Lysme nggak bisa suka sama Mika, dia udah sama Mahar! Ya, hati tak bisa dipaksakan bukan? Hati tak memilih, hati dipilih. Karena hati dipilih, ia selalu tau dimana ia akan berlabuh (perahu kertas nih!).
Mika ngotot pengen sama si Lysme, itu membuat Mahar sakit hati. Ya, sakit sekali (katanya). Lysme pun menjauhi Mika. Mika nggak terima kalau Lysme menjauh. Mika mengira kalau Mahar yang nyuruh Lysme menjauh, padahal tidak. Itu salah besar. NOL BESAR! Mahar tak pernah menyuruh Lysme menjauhi Mika. Sebenarnya, Mahar nggak masalah kalau Lysme deket sama Mika, tapi masalahnya itu satu, Mika itu genit banget, dia maksa Lysme untuk sayang sama Mika. Itu udah kelewat batas. Udah upnormal. Nggak bisa dibiarin.
Siapa yang salah? Lysme? Lysme nggak bersalah, ia memang seorang pemuda tampan yang pandai dalam pelajaran, ia banyak digandrungi oleh teman-teman cewenya, ya nggak heran kalau Mika juga tertarik sama Lysme. Tapi anehnya, Mahar dulu malah anti banget sama Lysme.
Kalau Mahar? Mahar salah apa? Dia disini adalah korban. Korban cinta Lysme dan korban tekanan batin Mika. Lysme sangat menyangi Mahar, begitu juga Mahar. Tapi, Mika? Mika adalah parasit di kehidupan Mahar dan Lysme.
Mika? Fifty fifty. Ia memiliki hak untuk suka dengan siapa saja. Jatuh cinta pada siapa saja. Tapi, jatuh cinta pada orang yang udah punya pacar itu bener? Lalu, memusuhi pacar dari yang dicinta itu bener? Ngejar-ngejar orang yang udah punya pacar itu bener? Maksa orang buat sayang sama dia itu bener? Bukannya hati itu berhak untuk berlabuh dimana saja? Nggak boleh pemaksaan gitu dong! Nggak adil! Kasihan Mahar. Mika tak berperi kemanusiaan. Tak memikirkan orang lain. Hanya mementingkan diri sendiri. Ingin bahagia diatas penderitaan orang lain. Dilain sisi Mahar dan Lysme juga salah karena telah menyakiti hati Mika. AAAAAARRGGGHHH. Rumit!
Udah malem, tidur ya.
bee,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar